Rabu, 19 Maret 2014

Kehidupan saya berarti

“ Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan, 
karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tidak kelihatan adalah kekal.”
(2 Kor. 4:18) 

 
Sebelas hal membuat hidup saya terasa berarti:

1. Akhir kehidupan saya, yaitu kehidupan yang kekal bersama Tuhan Yesus (1 Yoh. 5:11-13). Saya tahu bahwa saya telah memiliki hidup yang kekal dan akan menjalaninya bersama Tuhan Yesus sampai selama-lamanya, dan saya percaya akan adanya kehidupan ini.

2. Kenyataan bahwa saya adalah anak Allah (Yoh. 1:12). Ini merupakan sebutan yang amat membanggakan. Kehidupan saya terasa berarti bila saya mengingat kasih dan perhatian Allah, pemeliharaan-Nya, didikan-Nya, juga perlindungan-Nya yang dinyatakan dalam kesetiaan-Nya oleh karena Dia adalah Bapa. Saya juga berhak atas warisan-Nya.

3. Hidup saya sekarang merupakan anugerah Tuhan (Gal. 2:19b-20; 1 Kor.8:6). Sebagaimana pengakuan Paulus, kehidupan saya sekarang ini dan nanti semata-mata karena Yesus yang telah menebus saya dengan kematian-Nya. Saya merasa kehidupan saya begitu berarti karena saya mendapatkan kehidupan saya dalam kematian Yesus Anak Allah.

4. Keikutsertaan saya untuk ambil bagian dalam pembangunan Kerajaan Allah, memenuhi Amanat Agung Kristus. Pekerjaan yang mahabesar dan mulia dalam segala masa, dan yang juga memberi upah kekal adalah pembangunan Kerajaan Allah. Saya merasa diri dan hidup saya berharga karena terlibat dalam pekerjaan ini. Saya percaya nilai pekerjaan ini memang demikian.

5. Kesadaran bahwa Tuhan Yesus menyertai saya senantiasa (Mat. 28:18,20). Disertai Yesus berarti pula disertai kuasa yang besar, yang sanggup membuat segala sesuatu menjadi mungkin. Oleh kuasa-Nya, Roma dimenangkan oleh Injil Kristus. Oleh kuasa-Nya pula, generasi demi generasi dalam setiap bangsa, suku, kaum, dan bahasa dipersembahkan bagi Anak Domba, sekalipun hanya berawal dari sebelas murid yang sederhana dari bangsa terjajah! Selain itu pribadi Kristus sendiri merupakan “kekayaan”yang sangat berharga. Jadi di mana pun, dalam keadaan apa pun kesadaran ini membuat saya merasa hidup berarti. 

6. Amanat Agung Kristus (Mat. 28:19-20) pasti akan digenapi (Why. 7:9). Investasi saya dalam pemenuhan Amanat Agung Kristus, bukanlah suatu spekulasi. Jadi, saya merasa hidup saya berarti karena selama saya hidup saya ikut dalam suatu pekerjaan yang pasti menghasilkan sesuatu yang bernilai di hadapan Allah, yaitu jiwa-jiwa manusia. Kalaupun apa yang saya lakukan dalam jangka waktu yang lama bahkan mungkin seumur hidup saya seolah-olah tidak menghasilkan buah pelayanan seperti halnya yang sempat dialami oleh William Carey, hal itu tidak membuat saya merasa kurang berarti.

7. Pengenalan saya akan Yesus dan juga kesempatan untuk  memperkenalkan Dia (Flp. 3:8; 2 Kor. 2:14). Saya merasa amat bersukacita ketika Allah berkenan memakai saya untuk menolong orang-orang lain mengenal Yesus dan menikmati kehidupan dalam kelimpahan-Nya (Yoh.10:10).

8. Tantangan untuk terus hidup menghasilkan buah (Yoh. 15:16; Flp. 1:22). Tantangan ini membuat saya bergairah menjalani kehidupan. Ketetapan hati Paulus, yaitu  bahwa apabila ia hidup berarti ia harus memberi buah, sangat mempengaruhi hati saya oleh karena pekerjaan Roh Kudus dalam diri saya.

9. Pengharapan yang pasti bahwa saya akan mendapatkan bagian kekayaan kemuliaan Allah (Ef. 1:18-19). Saya percaya bahwa hal-hal yang saya kejar selama hidup ini nyata, walaupun tidak kelihatan,  dan saya akan mendapatkannya. Ketika saya membayangkan apa yang pasti akan saya peroleh nanti, saya merasa hidup ini begitu berarti.

10. Saya akan menjadi warga kota Yerusalem baru, yang keindahan dan kemegahannya tak terkatakan (Why. 21:27). 

11. Keyakinan bahwa saya sedang hidup sesuai dengan rencana Allah, melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan-Nya (Ef. 2:10 ; Yak. 4:15).


Sebuah refleksi di Kota Gudeg, 19 Mei 1996.


Hari ini, 20 Maret 2014,  ...
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar