“ Sebab kami tidak memperhatikan
yang kelihatan, melainkan yang tidak kelihatan,
karena yang kelihatan adalah
sementara, sedangkan yang tidak kelihatan adalah kekal.”
(2 Kor. 4:18)
Sebelas hal membuat
hidup saya terasa berarti:
1. Akhir kehidupan saya, yaitu kehidupan yang
kekal bersama Tuhan Yesus (1 Yoh. 5:11-13). Saya tahu bahwa saya telah memiliki
hidup yang kekal dan akan menjalaninya bersama Tuhan Yesus sampai
selama-lamanya, dan saya percaya akan adanya kehidupan ini.
2. Kenyataan bahwa saya adalah anak Allah (Yoh.
1:12). Ini merupakan sebutan yang amat membanggakan. Kehidupan saya terasa
berarti bila saya mengingat kasih dan perhatian Allah, pemeliharaan-Nya,
didikan-Nya, juga perlindungan-Nya yang dinyatakan dalam kesetiaan-Nya oleh
karena Dia adalah Bapa. Saya juga berhak atas warisan-Nya.
3. Hidup saya sekarang merupakan anugerah Tuhan
(Gal. 2:19b-20; 1 Kor.8:6). Sebagaimana pengakuan Paulus, kehidupan saya
sekarang ini dan nanti semata-mata karena Yesus yang telah menebus saya dengan
kematian-Nya. Saya merasa kehidupan saya begitu berarti karena saya mendapatkan
kehidupan saya dalam kematian Yesus Anak Allah.
4. Keikutsertaan saya untuk ambil bagian dalam
pembangunan Kerajaan Allah, memenuhi Amanat Agung Kristus. Pekerjaan yang
mahabesar dan mulia dalam segala masa, dan yang juga memberi upah kekal adalah
pembangunan Kerajaan Allah. Saya merasa diri dan hidup saya berharga karena
terlibat dalam pekerjaan ini. Saya percaya nilai pekerjaan ini memang demikian.
5. Kesadaran bahwa Tuhan Yesus menyertai saya
senantiasa (Mat. 28:18,20). Disertai Yesus berarti pula disertai kuasa yang
besar, yang sanggup membuat segala sesuatu menjadi mungkin. Oleh kuasa-Nya,
Roma dimenangkan oleh Injil Kristus. Oleh kuasa-Nya pula, generasi demi
generasi dalam setiap bangsa, suku, kaum, dan bahasa dipersembahkan bagi Anak
Domba, sekalipun hanya berawal dari sebelas murid yang sederhana dari bangsa
terjajah! Selain itu pribadi Kristus sendiri merupakan “kekayaan”yang sangat
berharga. Jadi di mana pun, dalam keadaan apa pun kesadaran ini membuat saya
merasa hidup berarti.
6. Amanat Agung Kristus (Mat. 28:19-20) pasti
akan digenapi (Why. 7:9). Investasi saya dalam pemenuhan Amanat Agung Kristus,
bukanlah suatu spekulasi. Jadi, saya merasa hidup saya berarti karena selama
saya hidup saya ikut dalam suatu pekerjaan yang pasti menghasilkan sesuatu yang
bernilai di hadapan Allah, yaitu jiwa-jiwa manusia. Kalaupun apa yang saya
lakukan dalam jangka waktu yang lama bahkan mungkin seumur hidup saya
seolah-olah tidak menghasilkan buah pelayanan seperti halnya yang sempat
dialami oleh William Carey, hal itu tidak membuat saya merasa kurang berarti.
7. Pengenalan saya akan Yesus dan juga
kesempatan untuk memperkenalkan
Dia (Flp. 3:8; 2 Kor. 2:14). Saya merasa amat bersukacita
ketika Allah berkenan memakai saya untuk menolong orang-orang lain mengenal
Yesus dan menikmati kehidupan dalam kelimpahan-Nya (Yoh.10:10).
8. Tantangan untuk terus hidup menghasilkan buah
(Yoh. 15:16; Flp. 1:22). Tantangan ini membuat saya bergairah menjalani
kehidupan. Ketetapan hati Paulus, yaitu
bahwa apabila ia hidup berarti ia harus memberi buah, sangat
mempengaruhi hati saya oleh karena pekerjaan Roh Kudus dalam diri saya.
9. Pengharapan yang pasti bahwa saya akan
mendapatkan bagian kekayaan kemuliaan Allah (Ef. 1:18-19). Saya percaya bahwa hal-hal yang
saya kejar selama hidup ini nyata, walaupun tidak kelihatan, dan saya akan mendapatkannya. Ketika
saya membayangkan apa yang pasti akan saya peroleh nanti, saya merasa hidup ini
begitu berarti.
10. Saya akan menjadi warga kota Yerusalem baru,
yang keindahan dan kemegahannya tak terkatakan (Why. 21:27).
11. Keyakinan bahwa saya sedang hidup sesuai
dengan rencana Allah, melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan-Nya (Ef.
2:10 ; Yak. 4:15).
Sebuah refleksi di Kota Gudeg, 19 Mei 1996.
Hari ini, 20 Maret 2014, ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar