Minggu, 23 Februari 2014

KEBERADAAN TIAP ORANG DALAM JEMAAAT ATAU KOMUNITAS


 Bacaan: Rm. 16:1-16

Salam kepada Trifena dan Trifosa, yang bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan. Salam kepada Persis, yang kukasihi, yang telah bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan. (Rm 16:12)

Buket di mimbar dan di depannya itu indah nian. Macam-macam bunga asli, segar, yang dirangkai demikian padu. Selalu ada dalam setiap kebaktian. Sudah belasan tahun. Ketika jemaat masih sedikit dengan ratusan orang dan gedung kecil. Hingga kini, gedong besar beberapa lantai dengan ribuan jemaat. Ada rasa kosong, kaku, seandainya buket-buket itu tak ada. Buket-buket itu disiapkan dan diberikan oleh seorang Ibu atas tanggungannya sendiri. Sebutlah Ibu itu, Ibu Dewi.

Dalam perikop ini, Paulus menyebut lebih dari 25 nama orang Jemaat Roma. Kebanyakan nama, orang-orang biasa saja. Bukan orang-orang terkenal. Mereka diingat dan disebut, satu per satu dengan keberadaanya masing-masing dalam jemaat. Ketika surat Paulus ini dibacakan dalam pertemuan jemaat, bagaimanakah perasaan mereka ketika mendengar namanya disebut dalam surat itu? Bayangkanlah seandainya kita adalah salah satu di antara nama-nama yang disebut itu.  Wow!

Keberadaan tiap orang dalam jemaat beragam. Ada yang menonjol. Ada yang bekerja keras dalam pekerjaan pelayanan Tuhan, seperti Trifena dan Trifosa.  Banyak juga yang tampak biasa. Mengerjakan hal-hal kecil, remeh dalam jemaat.  Tetapi, Paulus tentu akan juga menulis “salamku juga untuk Ibu Dewi yang selalu menyiapkan buket indah dalam tiap-tiap pertemuan ibadah kita”.  Seandainya ia menulis surat pada Jemaat Ibu Dewi berada, pada zaman ini.